Paul si gurita menjadi headline di semua media dan telah membuat banyak orang ingin memasaknya karena ramalannya tentang Spanyol yang mengalahkan Jerman di Piala Dunia.
Tingginya minat masyarakat dan media mengangkat berita tentang Paul si gurita ini menunjukkan betapa besarnya orang yang masih percaya dengan kekuatan ramalan dan kemampuan ramalan untuk menentukan masa depan.
Jutaan orang menyalahkan Paul atas kekalahan Jerman, namun dilain pihak ada juga ada jutaan lainnya yang begitu bersyukur atas ramalan Paul. Mendukung tim favorit Anda tentu saja boleh, namun bagaimana dengan mempercayai ramalan? Inilah yang perlu dibicarakan lebih lagi.
Apapun hasilnya, ramalah adalah dosa. Alkitab menyatakan dalam Ulangan 18:14, “Sebab bangsa-bangsa yang daerahnya akan kaududuki ini mendengarkan kepada peramal atau petenung, tetapi engkau ini tidak diizinkan TUHAN, Allahmu, melakukan yang demikian.”
Ramalan dalam bentuk apapun, seperti ramalan dukun, horoskop, kartu tarot ataupun melalui hewan adalah kekejian dihadapan Tuhan. Dengan mempercayai ramalan artinya Anda menyatakan bahwa ada tuhan lain, roh atau pribadi lain yang bisa memberi Anda petunjuk, tuntunan atau pertolongan.
Dengan mempercayai ramalan, Anda telah menduakan Tuhan. Alkitab dengan tegas menuliskan agar umat percaya untuk tidak melakukannya, bahkan dalam Imamat 20:6 dikatakan, “Orang yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal, yakni yang berzinah dengan bertanya kepada mereka, Aku sendiri akan menentang orang itu dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya.” Jadi percaya kepada ramalan, sama seperti dosa perzinahan. Dan bagi orang yang melakukannya, orang tersebut harus berhadapan dengan Tuhan secara langsung.
Nah, masihkah Anda akan mempergunakan ramalan dalam kehidupan Anda? Sekalipun untuk memprediksi hasil pertandian sepakbola, mempercayai hewan untuk meramal jelas dosa. Pada akhirnya, manusia akan mengkultuskan hewan tersebut dan melupakan untuk mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.
Sumber : Jawaban.com